Aku ingin kamu
kembali. Atau bawalah aku pergi bersamamu. Sunyi ini terlalu sakit. Semua hal
tentangmu terlalu perih. Aku menyerah! Kumohon bawa aku pergi ketempat dimana
kamu sekarang tinggal ..
** DuniaDalamAksara **
Sekali lagi aku
mengusap nisan kusam itu. Ditengah
mendung seperti ini kehilangan itu menyusup semakin dalam. Meninggalkan lubang
besar dihatiku. Mengakibatkan air mata semakin deras simataku. Dalam hitungan
menit hujan akan turun. Awan hitam diatas kepala sudah bergulung-gulung semakin
lincah tanda tak sabar ingin segera memuntahkan air langitnya.
Aku suka menangis
sendirian di tengah hujan, bersama tanah basah, bunga pemakaman dan nisanmu.
Karna dengan begitu tidak akan ada yang menyadari aku sedang menangis.
Dua tahun berlalu,
tapi aku tak pernah benar-benar sembuh dari kehilangan itu. Seminggu sekali aku
rutin berkunjung kesini. Membawakanmu bunga mawar putih satu tangkai yang dulu
sering kamu berikan untukku. Menyanyikan lagu-lagu kehilangan sendirian
diantara gesekan merdu daun-daun pohon kamboja. Atau membawa surat berisi
kalimat-kalimat rindu yang kubacakan lalu kutinggalkan begitu saja diatas tanah
pemakamanmu.
Aku merindukanmu
sayang. Sangat-sangat merindukanmu ..
** DuniaDalamAksara **
“Semoga Tuhan memberiku waktu sedikit lebih
lama lagi untuk hidup. Aku merasa belum berhasil membahagiakanmu”
Itu harapan
terakhirmu, sebelum ajal menjemputmu beberapa jam setelah kalimat itu.
Harapanmu sederhana, tapi entah aku harus memohon pada Tuhan dengan sujud
setulus apalagi agar Ia memberimu waktu sedikit lebih lama untuk bertahan.
Aku
tidak pernah melihatmu dikebumikan. Karna setelah mendengar kabar duka itu aku
langsung pingsan berjam-jam, saat sadar aku hanya mendapati kenyataan bahwa
Tuhan telah membawamu pergi dan tak akan pernah mengembalikanmu lagi padaku.
Entah aku harus
menyalahkan siapa! Penyakit sialan itu mengambilmu begitu cepat!
Kamu pernah bilang,
“Seandainya usiamu mencapai 60 tahun sayang, aku ingin hidup sampai usia 60
tahun kurang satu hari. Sehingga tidak seharipun kulewatkan tanpa kamu. Karna
aku tau itu akan sangat sulit”. Tapi kamu meninggalkanku dua tahun lebih cepat!
Membiarkanku melewati hari-hati sulit itu sendirian ..
** DuniaDalamAksara **
“Aku mencintaimu. Berjanjilah jangan menangis
ketika aku benar-benar pergi nanti. Cinta sejati adalah cinta yang bisa
bertahan bahkan lebih dari seumur hidup. Percayalah ...”, kamu mencium keningku
kala itu lalu menarikku dalam pelukan hangat yang damai.
“Aku percaya
kekuatan cinta kita. Bahkan maut sekalipun tak akan sanggup memisahkan kita”,
air mataku mengalir setiap menyadari kenyataan bahwa hidupmu tak akan lama
lagi. Aku tak pernah punya cukup kekuatan untuk menguatkan diriku sendiri. Aku
lelah berkejar-kejaran dengan waktu yang kapan saja bisa mengambilmu dariku.
Meskipun begitu, tak bisa kupungkiri kamu adalah manusia paling kuat yang
pernah kukenal. Bahkan dalam menanti maut yang menakutkan ini kamu masih
memikirkan bagaimana bisa membahagiakanku, tanpa memikirkan bagaimana
kebahagiaanmu sendiri.
“Kenapa semua orang
takut pada kematian?”, kamu pernah bertanya seperti itu padaku.
“Karna kematian itu
memang menakutkan. Kamu akan pergi dari dunia ini selamanya. Menuju dunia baru
yang asing, gelap, dan mencekam. Dan kamu akan hidup abadi disana. Itu bukan
sesuatu yang menyenangkan sayang”
“Tidak ada orang
yang kembali ke dunia setelah kematiannya. Mungkin saja kematian itu
menyenangkan, bersahabat, tidak gelap, dan tidak mencekam. Sehingga tidak ada
manusia yang ingin kembali dari kematiannya. Kukira mereka cukup bahagia dengan
kehidupan baru mereka. Kehidupan setelah mati”
Disaat seharusnya
orang lain yang mengalami saat-saat sepertimu merasa takut dan menghindari
kematian. Kamu justru membuatnya terlihat menyenangkan. Kamu menunggu kematian
sama seperti sedang menunggu paket liburan gratis. Kamu gila sayang! Tapi aku
mencintaimu ..
** DuniaDalamAksara **
“Aku menunggummu. Kita bertemu di surga.
Carilah tempat dengan danau tenang dan angsa putih seta gerimis disertai
pelangi, aku menunggumu disana sayang”
“Demi Tuhan jangan
bicara seperti itu! Aku benci kamu terlalu mempersiapkan kepergianmu. Siapapun
berhak percaya pada keajaiban, termasuk kamu!”
Kamu tertawa sambil
mempererat pelukanmu, “Maafkan aku sayang. Aku hanya ingin menyakinkanmu bahwa
kita tidak akan berpisah semudah itu. Selalu ada jalan, meskipun entah jalan
seperti apa yang akan mempertemukan kita lagi. Pasti! Aku percaya pada
keajaiban itu”
Aku lepas dari
pelukanmu, memandang kosong kedepan, kearah danau tenang dan angsa putih serta
gerimis disertai pelangi yang melengkung sempurna. Mungkin aku akan menemukan
tempat seperti ini di surga nanti. Tapi aku akan jauh lebih bahagia jika tempat
ini tetap ada di dunia, bersama kamu di dalamnya.
** DuniaDalamAksara **
Hari
ini aku membawakanmu sepucuk surat dengan kalimat-kalimat yang masih sama,
kalimat yang mewakili cinta, rindu, dan doa.
Sayang ..
Bagaimana kabarmu?
Ada satu surat dan satu mawar putih lagi untukmu.
Tapi maaf aku tak bisa bernyanyi hari ini.
Entah kenapa aku lebih ingin menggunakan waktu
bernyanyiku untuk berdoa, agar aku bisa berhubungan dengan Tuhan sedikit lebih
lama dari biasanya.
Aku hanya ingin memastikan apa Tuhan masih memberimu
tempat terbaik disisiNya.
Sayang ..
Ini surat dan bunga terakhir untukmu.
Beri aku kesempatan untuk melanjutkan hidupku tanpa
bayang-bayangmu lagi.
Beri aku kesempatan untuk menyimpan semua cinta dan
kenanganmu rapat-rapat, tanpa harus membuka-bukanya lagi setiap hari.
Aku percaya kamu masih mengungguku sampai hari ini
disurga, danau tenang dan angsa putih dengan gerimis disertai pelangi yang
melengkung sempurna. Terimakasih ..
Hanya rasa percaya itu yang membuatku bisa bertahan
sejauh ini tanpamu.
Sekali lagi terimakasih ..
Ijinkan aku melanjutkan semua hal yang sempat berhenti
karena kepergianmu.
Ijinkan aku mencari sinarku yang dulu sayang. Senyum dan
tawa yang sempat kulupakan, ijinkan aku memilikinya lagi.
Setiap waktu aku sadar cinta dan rindu itu masih sama
besarnya seperti dua tahun lalu.
Cinta dan rinduku termiliki habis olehmu ..
Sayang ..
Ini hujan terakhir yang kulewatkan bersama pusaramu.
Tapi percayalah, akan selalu ada doa yang kutitipkan pada
Tuhan untukmu.
Jika tempat indah itu benar-benar ada disurga, tangan
Tuhan sendiri yang akan mempertemukan kita disana.
Siapkan satu tempat untukku disurga sayang. Satu tempat
yang paling dekat denganmu.
Aku mencintaimu ..
Aku berhenti membaca
..
Melipat surat itu
kembali lalu meletakkannya diatas satu tangkai mawar putih. Mencium nisanmu
sambil menghapus tetes demi tetes air mata yang mengalir.
Gerimis besar mulai
turun ketika aku melangkah menjauhi pemakaman. Kali ini aku menangis di tengah
hujan sambil melihat masa depanku, bukan lagi menangis sambil memeluk
nisanmu.
Tenanglah disana
sayang ..
Selalu ada namamu
dalam setiap sujud panjangku. Sampai bertemu lagi ..
KADANG KAMU HARUS
MENYADARI BAHWA ADA BEBERAPA ORANG YANG MESKI KAMU CINTAI DAN SELALU DI HATI,
MEREKA TAK MUNGKIN BERADA DALAM HIDUPMU LAGI
Dunia Dalam Aksara - YanisNP